Ngarti.com – Fenomena bahasa gaul di kalangan anak muda kerap menghadirkan istilah baru yang memicu rasa ingin tahu.
Salah satunya adalah istilah “wanita sasimo” yang belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial.
Banyak yang penasaran dengan arti sebenarnya, karena istilah ini kerap dipakai sebagai bahan ejekan dalam percakapan sehari-hari.
Istilah sasimo sendiri merupakan akronim dari “sana sini mao” yang secara harfiah berarti perempuan yang dianggap mudah diajak menjalin hubungan.
Kata ini biasanya digunakan untuk menggambarkan wanita yang disebut-sebut gampangan atau tidak setia terhadap satu pasangan.
Penggunaan istilah ini pun tidak lepas dari konteks hubungan asmara, di mana sering muncul dalam obrolan anak muda, konten hiburan, hingga komentar netizen di media sosial.
Meskipun terkesan sederhana, istilah ini ternyata membawa dampak yang cukup besar terhadap cara pandang masyarakat, khususnya dalam menilai perempuan.
Asal-usul dan Makna Sosial Istilah Sasimo
Istilah sasimo bukan berasal dari bahasa resmi, melainkan berkembang dari percakapan sehari-hari.
Awalnya istilah ini muncul di kalangan anak muda perkotaan yang sering menggunakan singkatan untuk mengekspresikan sesuatu dengan cepat.
Seiring berkembangnya media sosial, istilah ini semakin populer dan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.
Penggunaan kata sasimo sering kali ditujukan sebagai bentuk kritik atau sindiran terhadap perempuan yang dinilai sering menjalin hubungan dengan banyak laki-laki.
Dalam praktiknya, kata ini lebih banyak dipakai dalam nada merendahkan, sehingga kerap menimbulkan stigma negatif.
Fenomena ini menggambarkan bagaimana bahasa gaul bisa menciptakan label tertentu yang memengaruhi cara masyarakat menilai individu, terutama perempuan.
Beberapa kalangan menyebut bahwa istilah seperti ini berbahaya karena dapat memperkuat stereotip gender.
Namun, ada pula yang menganggap istilah ini hanya sekadar bahasa gaul tanpa maksud serius.
Kendati demikian, jika diperhatikan lebih jauh, penggunaan kata seperti sasimo menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media sosial dalam membentuk persepsi sosial.
Dampak Penggunaan Istilah Sasimo dalam Kehidupan Sehari-hari
Penggunaan kata sasimo tidak jarang menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi sebagian perempuan yang menjadi sasaran ejekan.
Bagi mereka, sebutan tersebut dianggap sebagai bentuk perundungan verbal yang bisa merusak harga diri.
Dalam jangka panjang, hal ini berpotensi menciptakan tekanan psikologis karena label negatif yang disematkan secara sepihak.
Fenomena seperti ini juga memperlihatkan adanya standar ganda dalam masyarakat terkait hubungan asmara.
Laki-laki yang sering berganti pasangan cenderung tidak mendapat julukan serupa, sedangkan perempuan langsung mendapat cap negatif seperti sasimo.
Hal ini menunjukkan masih adanya ketidaksetaraan gender yang tercermin dalam penggunaan bahasa sehari-hari.
Menariknya, beberapa konten kreator di media sosial justru menggunakan istilah ini secara satir atau humor untuk mengkritik perilaku tertentu.
Namun, cara ini tetap harus dilakukan secara hati-hati agar tidak semakin memperkuat stigma yang sudah melekat pada perempuan.
Mengedepankan sikap saling menghargai dalam berkomunikasi akan jauh lebih baik dibandingkan memberikan label yang merendahkan.
Dengan demikian, istilah sasimo sebaiknya dipahami sebagai bagian dari bahasa gaul yang perlu disikapi secara kritis.***