Ngarti.comĀ – Resolusi video menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi pengalaman menonton di platform digital.
Bagi sebagian orang, istilah resolusi mungkin terdengar teknis, namun dalam praktiknya cukup sederhana untuk dipahami.
Dua resolusi yang paling sering ditemui pada kualitas rendah adalah 144p dan 240p, yang sering digunakan saat jaringan internet terbatas.
Kualitas gambar pada sebuah video ditentukan oleh jumlah piksel yang menyusunnya.
Piksel adalah titik-titik kecil yang membentuk keseluruhan gambar pada layar.
Semakin banyak jumlah piksel yang tersusun, maka semakin detail pula tampilan yang dihasilkan.
Pada resolusi 144p, jumlah piksel yang digunakan relatif sedikit sehingga tampilan cenderung kabur dan detail objek sulit terlihat jelas.
Sementara itu, resolusi 240p menawarkan jumlah piksel lebih banyak sehingga kualitas gambarnya lebih baik dibanding 144p, meski tetap termasuk dalam kategori rendah.
Mengenal Resolusi 144p
Resolusi 144p biasanya digunakan ketika koneksi internet sangat terbatas.
Jumlah piksel pada resolusi ini adalah 256 x 144, sehingga total pikselnya hanya sekitar 36 ribu.
Dengan jumlah sekecil itu, tampilan gambar menjadi sangat kasar, detail wajah atau teks pada layar sulit terbaca, dan warna terlihat kurang tajam.
Banyak orang menyebut resolusi ini sebagai kualitas “paling rendah” yang masih bisa dipakai untuk memutar video.
Keuntungan utama dari resolusi 144p adalah konsumsi data internet yang sangat kecil.
Video berdurasi lima menit dengan resolusi 144p bisa menghabiskan kuota yang jauh lebih sedikit dibanding resolusi lebih tinggi.
Inilah yang membuat 144p tetap relevan, terutama bagi pengguna yang hanya ingin mendengarkan audio video tanpa memperhatikan visualnya.
Platform populer seperti YouTube menyediakan pilihan 144p agar pengguna tetap bisa mengakses konten meski berada di daerah dengan sinyal lemah.
Bedanya 144p dan 240p
Resolusi 240p memiliki ukuran piksel 426 x 240, atau sekitar 102 ribu piksel.
Jumlah ini hampir tiga kali lipat lebih banyak dibanding 144p, sehingga kualitas visualnya lebih jelas.
Dengan resolusi 240p, detail wajah, tulisan, dan warna sudah mulai bisa dikenali meski tetap terlihat pecah jika ditampilkan pada layar besar.
Penggunaan resolusi 240p biasanya dipilih saat koneksi internet masih terbatas, tetapi sedikit lebih stabil dibanding kondisi darurat yang memaksa menonton dalam 144p.
Dari segi konsumsi data, 240p memang lebih boros dibanding 144p.
Namun perbedaannya tidak terlalu signifikan, sehingga banyak pengguna lebih memilih 240p sebagai kompromi antara kualitas gambar dan penghematan kuota.
Dalam konteks pengalaman menonton, 240p jauh lebih nyaman dibanding 144p karena mata tidak terlalu cepat lelah akibat gambar yang terlalu pecah.
Meski begitu, baik 144p maupun 240p masih termasuk dalam kategori resolusi rendah, sehingga tidak disarankan untuk menonton film, serial, atau video yang membutuhkan detail visual tinggi.
Kedua resolusi ini lebih cocok untuk konten berupa musik, podcast visual, atau video pendek yang tidak terlalu mengandalkan gambar.
Pentingnya Memahami Resolusi
Mengetahui perbedaan resolusi membantu pengguna memilih kualitas video sesuai kondisi internet dan kebutuhan.
Jika sedang berada di wilayah dengan koneksi buruk, 144p bisa menjadi penyelamat untuk tetap terhubung dengan konten.
Namun jika memungkinkan, 240p lebih direkomendasikan karena kualitas gambarnya sedikit lebih baik tanpa menguras kuota terlalu besar.
Pada akhirnya, pilihan resolusi kembali kepada kenyamanan pengguna.
Teknologi platform digital juga terus berkembang, sehingga pilihan resolusi semakin beragam mulai dari kualitas rendah hingga ultra HD.
Bagi pengguna internet di Indonesia, keberadaan 144p dan 240p masih sangat relevan karena tidak semua daerah memiliki jaringan stabil.
Pemahaman sederhana tentang resolusi ini bisa membantu masyarakat lebih bijak dalam menggunakan kuota internet.
Dengan demikian, perbedaan antara 144p dan 240p bukan hanya soal angka, tetapi juga berkaitan erat dengan pengalaman menonton sehari-hari.***