Ngarti.com – Permainan sepak bola dikenal sebagai olahraga dengan beragam aturan yang dinamis, salah satunya istilah “play on” yang sering terdengar dalam pertandingan.
Banyak penonton awam kerap kebingungan saat wasit berteriak “play on” ketika sebuah insiden terjadi di lapangan.
Kata ini bukan sekadar instruksi biasa, melainkan bagian dari aturan resmi FIFA yang sangat menentukan jalannya pertandingan.
Pemahaman mengenai istilah ini penting, terutama bagi pencinta sepak bola yang ingin mengerti lebih dalam tentang keputusan wasit.
Play on merupakan istilah yang dipakai wasit untuk melanjutkan permainan meski ada potensi pelanggaran.
Artinya, wasit menilai bahwa situasi tersebut lebih menguntungkan tim yang sedang menguasai bola dibanding menghentikan permainan.
Prinsip ini dikenal dengan istilah “advantage law” dalam Laws of the Game yang dikeluarkan FIFA.
Dengan adanya aturan ini, pertandingan tetap berjalan lancar tanpa harus sering terhenti akibat pelanggaran ringan.
Makna dan Penerapan Play On
Play on biasanya terjadi ketika sebuah tim dilanggar tetapi masih menguasai bola dalam posisi yang lebih menjanjikan.
Misalnya, seorang pemain dijatuhkan di lini tengah, namun bola tetap dikuasai rekannya yang sedang melakukan serangan balik cepat.
Dalam situasi seperti ini, wasit tidak langsung meniup peluit, melainkan memberi isyarat dengan kedua tangannya sambil berteriak “play on”.
Tujuannya agar peluang yang lebih besar tetap dimanfaatkan tim yang dirugikan.
Meski demikian, keputusan ini sepenuhnya berada di tangan wasit yang memimpin pertandingan.
Wasit dituntut mampu menilai dengan cepat apakah keuntungan yang diperoleh tim cukup signifikan untuk melanjutkan permainan.
Jika dianggap tidak ada keuntungan, maka peluit akan ditiup untuk memberikan tendangan bebas.
Hal ini membuat keputusan “play on” sering menuai perdebatan dari pemain maupun penonton.
Kontroversi dan Dampak dalam Pertandingan

Tidak jarang keputusan play on menjadi sumber kontroversi di lapangan.
Ada kalanya pemain merasa sudah dilanggar keras namun wasit memilih melanjutkan permainan.
Kondisi ini sering menimbulkan protes, terutama jika serangan yang dilanjutkan tidak menghasilkan peluang.
Di sisi lain, keputusan yang tepat dalam menerapkan play on justru bisa menghadirkan momen spektakuler.
Banyak gol indah tercipta dari situasi ini karena serangan berlangsung tanpa terhenti.
Contohnya dapat dilihat di berbagai kompetisi besar Eropa ketika serangan balik cepat dimanfaatkan maksimal setelah wasit menerapkan advantage.
Keputusan wasit dalam situasi ini menuntut pengalaman dan konsentrasi penuh agar tidak menimbulkan kerugian bagi tim yang dilanggar.
Oleh karena itu, federasi sepak bola di seluruh dunia kerap memberikan pelatihan intensif kepada wasit terkait pemahaman play on.
FIFA sendiri menegaskan bahwa prinsip advantage harus dipakai dengan bijak agar tetap menjaga keadilan pertandingan.
Di level kompetisi profesional, penerapan play on dianggap sebagai salah satu seni kepemimpinan wasit.
Wasit yang mampu menilai dengan tepat kapan harus meniup peluit dan kapan harus membiarkan permainan berjalan akan mendapatkan respek lebih dari pemain maupun penonton.
Namun jika salah mengambil keputusan, dampaknya bisa memicu kontroversi yang berlarut hingga ke luar lapangan.
Bahkan tidak sedikit tim yang merasa dirugikan lalu menjadikan keputusan play on sebagai bahan evaluasi pertandingan.
Karena itu, pemahaman istilah ini bukan hanya penting bagi pemain, melainkan juga bagi penonton yang ingin menikmati jalannya laga dengan lebih utuh.***





