Ngarti.com – Fenomena media sosial kerap menghadirkan istilah baru yang sering membuat penasaran pengguna, salah satunya adalah kata “unfol”.
Istilah ini semakin sering terdengar dalam percakapan kreator konten di Instagram maupun TikTok ketika mereka mengingatkan audiens agar tidak meninggalkan akun mereka.
Penggunaan kata tersebut umumnya muncul dalam kalimat promosi, live streaming, atau unggahan kreator yang berusaha mempertahankan interaksi dengan pengikutnya.
“Unfol” sejatinya adalah bentuk singkat dari kata “unfollow” yang berarti membatalkan mengikuti akun tertentu di media sosial.
Dalam konteks Instagram dan TikTok, unfollow dianggap sebagai kehilangan dukungan, sebab jumlah pengikut sangat memengaruhi performa akun dan eksposur konten.
Kreator biasanya mengingatkan audiens dengan kalimat seperti “jangan unfol akun ini” untuk memastikan pengikut tetap bertahan.
Permintaan ini tidak sekadar bersifat pribadi, melainkan juga terkait dengan strategi membangun komunitas yang solid dan mempertahankan kepercayaan audiens.
Bagi kreator, setiap pengikut memiliki nilai karena dapat menjadi sumber dukungan, baik dalam bentuk interaksi, apresiasi, maupun peluang kerja sama dengan brand.
Semakin tinggi jumlah pengikut, semakin besar pula potensi akun untuk masuk dalam rekomendasi algoritma platform.
Unfol dan Dampaknya bagi Kreator Konten

Kehilangan pengikut melalui proses unfollow bisa berdampak signifikan terhadap kredibilitas seorang kreator.
Jumlah pengikut sering dijadikan tolak ukur untuk menilai seberapa besar pengaruh seseorang di media sosial.
Bila pengikut berkurang drastis, kepercayaan dari audiens baru maupun mitra potensial bisa ikut terpengaruh.
Hal ini menyebabkan kreator berusaha keras untuk menjaga loyalitas pengikut dengan konten yang relevan dan komunikasi yang konsisten.
Di sisi lain, unfollow juga dapat menjadi bentuk kritik tidak langsung dari audiens terhadap konten yang dianggap tidak menarik atau kurang sesuai ekspektasi.
Fenomena “unfol” mencerminkan dinamika hubungan antara kreator dan pengikut di dunia digital yang serba cepat berubah.
Sebagian kreator bahkan menjadikan momen unfollow sebagai evaluasi untuk meningkatkan kualitas konten yang mereka sajikan.
Langkah ini menunjukkan bahwa kehilangan pengikut tidak selalu berarti kegagalan, tetapi juga bisa menjadi peluang untuk memahami preferensi audiens lebih dalam.
Mengapa Kreator Sering Mengingatkan “Jangan Unfol”?
Ajakan untuk tidak unfollow sering kali muncul karena adanya kebutuhan menjaga kestabilan jumlah pengikut.
Instagram dan TikTok menggunakan algoritma yang mempertimbangkan interaksi dan konsistensi pengikut dalam menentukan visibilitas konten.
Jika terjadi penurunan signifikan jumlah pengikut, algoritma bisa menilai akun tersebut kurang relevan, sehingga penyebaran konten menjadi terbatas.
Kreator yang menyadari hal ini biasanya mengingatkan pengikut dengan cara yang halus, misalnya melalui ucapan santai dalam video atau siaran langsung.
Selain itu, ada pula kreator yang mengaitkan ajakan “jangan unfol” dengan momen tertentu, seperti peluncuran produk, kampanye, atau kerja sama brand.
Dengan cara ini, mereka berharap audiens tetap setia mendukung hingga kampanye selesai atau proyek konten berhasil dijalankan.
Bagi pengikut, keputusan untuk tetap mengikuti atau berhenti mengikuti biasanya didasarkan pada relevansi konten dengan kebutuhan mereka.
Hal ini membuat kreator perlu menjaga kualitas sekaligus memperhatikan tren agar audiens tidak merasa bosan.***





