Portal Arti Kata – Review – Definisi dan Makna

Apa itu Friends with Benefits (FWB) dan Dampak Buruknya?

Apa itu Friends with Benefits

Ngarti.com – Fenomena hubungan tanpa komitmen yang dikenal dengan istilah Friends with Benefits (FWB) kian marak di kalangan generasi muda.

Di balik kesan kebebasan dan kesepakatan antara dua individu, hubungan ini menyimpan potensi dampak emosional dan sosial yang kerap luput dari perhatian.

FWB bukan sekadar tren gaya hidup, melainkan cerminan perubahan nilai dalam hubungan interpersonal di era digital yang serba cepat dan pragmatis.

Apa Itu Friends with Benefits (FWB)?

Friends with Benefits atau FWB adalah jenis hubungan antara dua orang yang berteman namun juga terlibat dalam aktivitas fisik atau seksual tanpa adanya komitmen romantis.

Konsep ini didasari kesepakatan bahwa kedua pihak akan tetap menjaga hubungan pertemanan sambil menikmati kedekatan fisik, tanpa menuntut cinta atau tanggung jawab layaknya pasangan kekasih.

FWB sering dianggap sebagai cara untuk mendapatkan kedekatan emosional dan kepuasan fisik tanpa risiko patah hati yang disebabkan oleh komitmen.

Namun, dalam praktiknya, batas antara “teman” dan “lebih dari teman” kerap kabur karena keterlibatan emosi yang tidak bisa dihindari.

Banyak pihak beranggapan hubungan seperti ini hanya cocok bagi mereka yang benar-benar mampu memisahkan perasaan dari keintiman, sesuatu yang pada kenyataannya sulit dilakukan oleh sebagian besar orang.

Alasan FWB Semakin Populer di Kalangan Muda

Alasan FWB Semakin Populer di Kalangan Muda

Perubahan pandangan terhadap hubungan modern menjadi salah satu faktor utama meningkatnya praktik FWB di kalangan generasi milenial dan Gen Z.

Kebebasan berekspresi, meningkatnya individualisme, serta pengaruh media sosial membuat konsep hubungan tanpa label menjadi semakin diterima.

Aplikasi kencan daring juga berperan besar dalam memperluas peluang terbentuknya hubungan FWB karena mempermudah interaksi antarindividu dengan tujuan non-komitmen.

Selain itu, tekanan untuk sukses secara karier dan finansial membuat sebagian orang menunda hubungan serius dan memilih bentuk kedekatan yang lebih fleksibel.

Dalam konteks budaya urban, FWB sering dianggap sebagai solusi praktis untuk kebutuhan emosional dan biologis tanpa mengganggu rencana hidup jangka panjang.

Dampak Emosional yang Kerap Diabaikan

Meski diawali dengan kesepakatan rasional, hubungan FWB sering kali menimbulkan konsekuensi emosional yang berat bagi salah satu pihak.

Keterlibatan fisik yang berulang dapat memunculkan rasa memiliki, cemburu, atau bahkan cinta, yang bertentangan dengan kesepakatan awal hubungan tersebut.

Ketika perasaan tersebut muncul, hubungan FWB sering berubah menjadi sumber kebingungan dan penderitaan emosional, terutama jika salah satu pihak tidak memiliki perasaan yang sama.

Rasa tidak dihargai, kehilangan arah, hingga depresi ringan sering dialami oleh individu yang merasa terjebak dalam hubungan semu ini.

Banyak psikolog menilai bahwa FWB dapat mengikis kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang sehat di masa depan karena terbiasa dengan kedekatan tanpa kejelasan.

Risiko Sosial dan Psikologis dari FWB

Selain dampak emosional, FWB juga membawa risiko sosial dan psikologis yang signifikan.

Dalam lingkungan sosial tertentu, hubungan semacam ini masih dianggap tabu dan dapat menurunkan citra seseorang di mata keluarga maupun rekan kerja.

Risiko penularan penyakit menular seksual juga meningkat, terutama jika hubungan FWB dijalani tanpa perlindungan dan kejujuran tentang riwayat pasangan lain.

Secara psikologis, kebiasaan menjalin hubungan tanpa keterikatan dapat menurunkan empati dan kemampuan seseorang untuk mempercayai orang lain secara mendalam.

Hal ini berpotensi menciptakan generasi yang merasa nyaman dengan kedekatan fisik, tetapi kesulitan membangun koneksi emosional yang sejati.***