Ngarti.comĀ – Bokeh menjadi salah satu istilah yang sering muncul dalam dunia fotografi dan videografi.
Fenomena visual ini kerap menjadi daya tarik utama karena mampu menghadirkan hasil gambar yang lebih estetik.
Meski populer, banyak orang awam yang masih salah memahami konsep bokeh hanya sebatas latar belakang blur.
Padahal, bokeh memiliki makna yang lebih dalam dan mencakup kualitas estetika dari hasil buram itu sendiri.
Asal-usul Istilah Bokeh
Istilah bokeh berasal dari bahasa Jepang “boke” yang berarti kabur atau samar.
Penggunaan istilah ini kemudian berkembang dalam dunia fotografi untuk mendeskripsikan kualitas buram yang muncul pada area di luar fokus.
Bukan sekadar efek kabur, bokeh memiliki karakteristik berbeda yang dipengaruhi oleh desain lensa dan bukaan diafragma.
Setiap lensa menghasilkan bokeh yang unik, baik dari segi bentuk, kelembutan, maupun transisi antar objek.
Pada awal kemunculannya, istilah bokeh lebih banyak dikenal di kalangan fotografer profesional.
Namun, seiring berkembangnya media sosial dan tren foto artistik, kata bokeh kini lebih populer dan sering digunakan masyarakat umum.
Sayangnya, popularitas ini sering menimbulkan kesalahpahaman, di mana bokeh hanya dipahami sebagai sekadar blur latar belakang.
Padahal, kualitas bokeh bisa terlihat indah atau justru mengganggu tergantung bagaimana lensa mengolah cahaya.
Peran Bokeh dalam Foto dan Video
Bokeh memiliki peran penting dalam menciptakan fokus perhatian pada subjek utama.
Dengan latar belakang yang lembut dan samar, mata penonton akan langsung tertuju pada objek yang diinginkan fotografer atau videografer.
Inilah mengapa bokeh sangat sering digunakan dalam potret manusia, hewan, maupun detail produk.
Selain menonjolkan subjek, bokeh juga berfungsi memberikan nuansa emosional pada sebuah karya visual.
Latar belakang yang dipenuhi titik-titik cahaya yang buram bisa menghadirkan suasana romantis, dramatis, atau bahkan misterius.
Tidak hanya dalam fotografi, bokeh juga banyak dimanfaatkan dalam produksi film dan video musik.
Sinematografer kerap menggunakan bokeh untuk menambahkan kedalaman visual dan memperkuat storytelling.
Efek ini bahkan menjadi salah satu ciri khas gaya sinematik yang digemari penonton masa kini.
Bokeh juga memiliki peran teknis dalam menutupi latar belakang yang tidak menarik.
Misalnya, saat memotret di lokasi yang ramai atau berantakan, fotografer bisa memanfaatkan bokeh untuk menciptakan kesan lebih rapi dan fokus.
Dengan begitu, keindahan gambar tetap terjaga tanpa perlu mengubah lokasi pengambilan gambar.
Selain itu, bokeh juga memperkaya komposisi foto dengan memberikan lapisan visual yang tidak bisa dihadirkan hanya melalui fokus tajam.
Fotografer sering memanfaatkan cahaya lampu kota, lilin, atau cahaya alami untuk menciptakan bokeh berbentuk bulatan yang menawan.
Setiap bentuk bokeh pun bisa berbeda tergantung desain bilah diafragma lensa.
Ada yang berbentuk lingkaran sempurna, segi enam, atau bahkan oval, yang semuanya memberi karakter khas pada hasil foto.
Dengan semakin banyaknya kamera ponsel yang menawarkan mode potret, masyarakat umum kini lebih mudah menghasilkan efek bokeh.
Namun, tetap ada perbedaan kualitas antara bokeh yang dihasilkan secara optik melalui lensa dan bokeh simulasi berbasis perangkat lunak.
Bokeh optik biasanya terlihat lebih alami, sementara bokeh digital terkadang menampilkan tepi yang kasar atau tidak konsisten.***