Ngarti.com – Fenomena istilah “mbah memet” di kalangan pengguna FB Pro belakangan menarik perhatian publik digital.
Sebutan ini muncul dari kebiasaan komunitas dunia maya yang kerap melahirkan istilah baru untuk hal-hal populer.
Istilah tersebut tidak hanya sebatas candaan, melainkan mencerminkan budaya komunikasi pengguna Facebook dalam memandang platform itu sendiri.
Asal-Usul Sebutan “Mbah Memet”
Sebutan “mbah memet” dalam FB Pro merujuk pada perusahaan induk Facebook, yakni Meta.
Pengguna dunia maya dengan sengaja memelesetkan nama Meta menjadi “memet” sebagai bentuk sapaan akrab.
Kata “mbah” ditambahkan sebagai gelar yang dalam budaya Jawa sering dipakai untuk sosok tua yang dihormati atau dianggap berpengalaman.
Kombinasi kata tersebut kemudian menjadi “mbah memet”, yang kini populer di kalangan pemain FB Pro.
Munculnya istilah ini membuktikan bagaimana komunitas digital dapat menciptakan kosakata sendiri sesuai dengan konteks sosial dan budaya.
Hubungan dengan FB Pro dan Istilah Lainnya
FB Pro sendiri dikenal sebagai istilah yang digunakan sebagian pengguna untuk menyebut aktivitas tertentu di Facebook.
Dalam lingkungan tersebut, banyak muncul istilah unik sebagai bagian dari bahasa komunitas.
Selain “mbah memet”, ada juga sebutan “dodol” yang dipakai untuk menyebut dollar.
Penggunaan istilah-istilah itu dianggap mempermudah komunikasi internal di antara sesama pemain FB Pro.
Dengan cara tersebut, pengguna tidak hanya merasa lebih dekat tetapi juga memiliki identitas bersama yang membedakan mereka dari pengguna umum.
Kehadiran istilah khas seperti ini menunjukkan bagaimana dunia maya membangun ekosistem bahasa yang cair dan terus berubah.
Sebutan “mbah memet” bukan sekadar permainan kata, melainkan refleksi dari pola komunikasi generasi digital.
Penggunaan kata “mbah” memberi kesan humor sekaligus penghormatan terhadap Meta sebagai otoritas besar di dunia media sosial.
Di sisi lain, plesetan “memet” memperlihatkan kreativitas bahasa masyarakat dunia maya dalam menghadirkan istilah yang mudah diingat.
Fenomena ini serupa dengan tren bahasa gaul lain yang lahir dari komunitas internet.
Masyarakat digital sering kali menyesuaikan istilah global agar terdengar lebih lokal dan dekat dengan budaya sehari-hari.
Hal ini memperlihatkan adanya interaksi unik antara budaya lokal dengan perkembangan teknologi global.
Tidak jarang, istilah-istilah seperti ini kemudian meluas hingga ke luar komunitas asalnya.
Dengan penyebaran cepat di media sosial, sebutan “mbah memet” kini mulai dikenal luas bahkan oleh pengguna yang tidak termasuk lingkaran FB Pro.
Dampak pada Perkembangan Komunitas Online
Bahasa yang diciptakan komunitas seperti “mbah memet” memberikan dampak terhadap perkembangan interaksi online.
Pertama, istilah tersebut membangun rasa kebersamaan di kalangan penggunanya.
Kedua, istilah itu menjadi simbol identitas komunitas yang memperkuat eksistensi mereka di dunia maya.
Ketiga, penggunaan bahasa unik semacam ini menjadikan komunikasi terasa lebih cair, ringan, dan menghibur.
Di sisi lain, fenomena ini juga menunjukkan bagaimana masyarakat digital di Indonesia mampu memodifikasi istilah global sesuai dengan selera lokal.
Pola serupa tidak hanya muncul di Facebook, melainkan juga di platform lain seperti Instagram, TikTok, hingga Twitter.***
