Ngarti.com – Bahasa gaul di kalangan anak muda terus berkembang dengan cepat seiring perubahan zaman.
Setiap tahun selalu muncul istilah baru yang mencuri perhatian dan ramai digunakan di media sosial.
Salah satu istilah yang belakangan sering terdengar adalah “mode on”.
Istilah ini tidak hanya populer di dunia maya, tetapi juga merambah ke percakapan sehari-hari.
Dalam percakapan ringan, “mode on” biasanya dipakai untuk menggambarkan suasana hati atau kondisi tertentu yang sedang dialami seseorang.
Ungkapan ini sering dipakai oleh anak muda untuk menandai sebuah situasi ketika mereka ingin menunjukkan keseriusan atau keinginan yang menggebu.
Misalnya, ketika seseorang berkata “belajar mode on”, maka maksudnya adalah ia sedang berfokus penuh pada kegiatan belajar.
Hal ini menggambarkan bahwa istilah tersebut sangat fleksibel dan bisa disesuaikan dengan berbagai aktivitas.
Di media sosial, penggunaan “mode on” sangat erat kaitannya dengan tren gaya hidup yang sedang digandrungi generasi muda.
Ungkapan ini bisa dipasangkan dengan banyak kata kerja atau kata benda sesuai konteks yang diinginkan.
Contohnya, “healing mode on”, “kerja mode on”, atau bahkan “rebahan mode on”.
Kebiasaan ini menunjukkan bagaimana kreativitas generasi muda dalam meramu bahasa agar terdengar lebih menarik dan ekspresif.

Bahasa gaul seperti “mode on” juga kerap dijadikan simbol identitas dalam suatu kelompok.
Orang yang memahami istilah ini dianggap lebih mengikuti perkembangan zaman dibandingkan mereka yang tidak menggunakannya.
Dengan begitu, istilah sederhana ini menjadi bagian dari komunikasi yang memperkuat rasa kebersamaan antaranggota komunitas.
Secara linguistik, kata “mode” merujuk pada kondisi atau pengaturan tertentu, sementara “on” berarti aktif atau menyala.
Jika digabungkan, makna harfiahnya adalah suatu kondisi yang sedang diaktifkan.
Namun dalam praktik sehari-hari, artinya lebih luas karena dipakai secara kontekstual sesuai kebutuhan pembicara.
Menariknya, penggunaan istilah ini tidak hanya terbatas pada anak muda.
Beberapa orang dewasa pun mulai mengikuti tren bahasa gaul ini, terutama ketika mereka berinteraksi di media sosial.
Tujuannya tak lain untuk menyesuaikan diri dengan cara komunikasi yang lebih segar dan akrab.
Fenomena seperti ini memperlihatkan betapa dinamisnya bahasa yang digunakan masyarakat.
Istilah baru lahir, berkembang, lalu menyebar dengan cepat melalui media digital yang kini menjadi pusat interaksi.
Sosiolog bahasa menilai, kehadiran bahasa gaul seperti “mode on” adalah cermin dari kebutuhan masyarakat untuk mengekspresikan diri secara singkat, jelas, namun tetap penuh makna.
Dengan cara ini, orang tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga menambahkan sentuhan emosional yang membuat komunikasi terasa lebih hidup.
Selain itu, tren bahasa gaul juga menunjukkan adanya pergeseran dalam cara generasi muda memahami komunikasi.
Alih-alih selalu menggunakan bahasa baku, mereka memilih gaya yang lebih santai, kreatif, dan mudah dipahami oleh lingkaran sosial mereka.
Meski demikian, penggunaan istilah seperti “mode on” tetap perlu disesuaikan dengan situasi.
Dalam konteks formal, istilah ini mungkin kurang tepat dipakai karena bisa dianggap tidak profesional.
Namun untuk percakapan sehari-hari, istilah ini bisa menjadi bumbu yang membuat komunikasi lebih cair dan menyenangkan.
Pengaruh media sosial sangat besar dalam menyebarkan istilah gaul seperti ini.
Unggahan yang viral di TikTok, Instagram, hingga X (Twitter) mendorong semakin banyak orang untuk meniru dan menggunakan istilah tersebut.
Seiring waktu, istilah ini bisa bertahan lama atau justru tergantikan oleh bahasa gaul baru yang muncul dari tren berikutnya.
Fenomena “mode on” pada akhirnya tidak hanya sekadar soal bahasa, tetapi juga soal budaya populer.
Bahasa gaul adalah refleksi gaya hidup, cara berpikir, sekaligus identitas generasi yang hidup pada era digital.
Dengan memahami arti “mode on”, masyarakat bisa lebih mengerti bagaimana cara generasi muda mengekspresikan diri mereka.
Hal ini juga dapat menjadi jembatan komunikasi antar generasi yang sering kali terhambat oleh perbedaan gaya bahasa.
Masyarakat luas bisa melihat istilah ini sebagai bagian dari kekayaan bahasa yang terus bertumbuh.
Selama penggunaannya tepat dan tidak menyinggung, bahasa gaul dapat memperkaya komunikasi sehari-hari.***