Ngarti.comĀ – Konten jumpscare kini menjadi salah satu fenomena digital yang banyak dibicarakan, terutama di kalangan pengguna media sosial dan penikmat hiburan daring.
Tren ini sering muncul dalam bentuk video singkat, film, hingga permainan yang sengaja dirancang untuk mengejutkan penontonnya.
Meskipun terlihat sederhana sebagai hiburan, konten jumpscare ternyata menyimpan sejumlah risiko yang perlu dipahami lebih dalam.
Fenomena jumpscare pertama kali populer melalui film horor yang menggunakan elemen kejutan suara dan visual untuk memancing reaksi takut.
Dalam perkembangannya, konsep ini kemudian merambah ke dunia gim dan media sosial, terutama pada platform berbagi video yang banyak dikonsumsi anak muda.
Banyak kreator memanfaatkan jumpscare untuk menarik perhatian karena dianggap mampu memberikan sensasi instan yang memicu adrenalin.
Namun, di balik popularitasnya, jumpscare tidak sepenuhnya aman bagi kesehatan mental dan fisik seseorang.
Dampak Jumpscare pada Penonton
Jumpscare dirancang untuk memberikan kejutan yang mendadak, sehingga memicu reaksi spontan berupa kaget, berteriak, atau refleks fisik lainnya.
Reaksi ini sebenarnya normal, karena tubuh manusia memiliki sistem pertahanan yang otomatis merespons ancaman dengan meningkatkan detak jantung dan adrenalin.
Masalah muncul ketika kejutan itu dialami berulang kali atau dalam kondisi tidak tepat, misalnya saat penonton sedang sendiri atau dalam keadaan emosional yang rentan.
Konten jumpscare juga dapat menimbulkan trauma psikologis, terutama pada anak-anak yang belum mampu membedakan antara hiburan dan realitas.
Banyak laporan menyebutkan anak kecil menjadi sulit tidur atau merasa ketakutan setelah tanpa sengaja menonton video dengan unsur jumpscare.
Selain itu, penonton dewasa pun tidak sepenuhnya kebal karena dalam kondisi tertentu, lonjakan adrenalin yang mendadak bisa menyebabkan pusing atau bahkan sesak napas.
Dalam kasus ekstrem, konten jumpscare dapat memperburuk kondisi kesehatan bagi orang yang memiliki riwayat penyakit jantung.
Hal ini menjadi perhatian serius, karena sebagian besar platform digital belum memiliki aturan tegas dalam memberi label peringatan pada konten semacam ini.
Kenapa Jumpscare Disebut Berbahaya?
Bahaya utama jumpscare terletak pada sifatnya yang tidak terduga, sehingga penonton tidak memiliki kesempatan untuk menyiapkan diri.
Berbeda dengan film horor yang biasanya membangun suasana tegang secara perlahan, jumpscare hadir seketika dan langsung menekan sistem saraf.
Dampak negatifnya tidak hanya pada fisik, tetapi juga psikologis, terutama bagi mereka yang sedang dalam kondisi stres atau depresi.
Ketakutan mendadak bisa memperburuk suasana hati dan memicu rasa cemas yang berkelanjutan setelah tontonan selesai.
Di sisi lain, tren penyebaran konten jumpscare di media sosial sering kali mengabaikan aspek etika, karena banyak video sengaja menyamarkan diri sebagai konten biasa.
Hal ini membuat pengguna tidak menyadari bahwa mereka akan dihadapkan pada kejutan yang mungkin tidak mereka inginkan.
Beberapa laporan bahkan menyebutkan adanya insiden kecelakaan ringan akibat reaksi panik setelah terpapar jumpscare, seperti terjatuh atau menjatuhkan benda di sekitar.
Fenomena ini menjadi bukti bahwa jumpscare bukan sekadar hiburan ringan, melainkan juga memiliki potensi risiko nyata di kehidupan sehari-hari.***