Ngarti.com – Investasi kini menjadi pilihan banyak orang untuk mengembangkan aset, namun pemahaman tentang istilah scam dan legit sangat penting agar tidak terjebak.
Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat semakin tertarik untuk menaruh uangnya di berbagai instrumen investasi.
Kemudahan akses melalui aplikasi keuangan membuat siapa saja dapat memulai investasi tanpa syarat rumit.
Namun di balik tren positif tersebut, masih banyak investor pemula yang kebingungan membedakan mana investasi yang benar-benar legal atau sekadar jebakan scam.
Apa Itu Scam dalam Dunia Investasi?
Istilah scam sering digunakan untuk menyebut investasi bodong atau penipuan yang menjanjikan keuntungan besar tanpa risiko.
Scam biasanya memiliki ciri utama berupa iming-iming profit tidak masuk akal dalam waktu singkat.
Modus yang dipakai pun beragam, mulai dari skema ponzi, arisan online, hingga platform perdagangan aset digital palsu.
Para pelaku scam biasanya menyasar kalangan masyarakat yang tergoda janji keuntungan instan tanpa perlu memahami risiko.
Ciri lainnya adalah tidak adanya transparansi mengenai pengelola, laporan keuangan, maupun izin resmi dari lembaga berwenang.
Scam juga sering memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan testimoni palsu dengan tujuan menarik korban baru.
Kondisi ini menyebabkan banyak orang terjebak, karena tawaran terlihat meyakinkan pada awalnya.
Bahkan, beberapa kasus scam berhasil bertahan lama dengan sistem menggaji investor lama menggunakan dana investor baru.
Namun pada akhirnya, skema tersebut akan runtuh ketika jumlah dana yang dihimpun sudah tidak seimbang dengan jumlah penarikan.
Dampaknya bisa fatal, mulai dari kerugian materi hingga hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap dunia investasi.
Ciri Investasi Legit yang Bisa Dipercaya
Sebaliknya, istilah legit merujuk pada investasi yang sah, legal, dan diawasi oleh lembaga resmi.
Investasi yang tergolong legit biasanya memiliki izin usaha dan terdaftar dalam pengawasan otoritas keuangan seperti OJK di Indonesia.
Keuntungan yang dijanjikan dalam investasi legit bersifat realistis dan sesuai dengan mekanisme pasar.
Produk yang ditawarkan pun jelas, mulai dari saham, reksa dana, obligasi, hingga instrumen pasar uang.
Investasi legit juga menekankan aspek transparansi dengan menyediakan laporan keuangan, rekam jejak pengelola, serta risiko yang mungkin dihadapi.
Ciri lain yang menandakan investasi legit adalah mekanisme pencairan dana yang jelas dan sesuai prosedur.
Investor dapat menarik dananya melalui sistem resmi dengan catatan transaksi yang terdokumentasi.
Berbeda dengan scam, investasi legit tidak menggunakan promosi berlebihan atau janji keuntungan instan.
Sebaliknya, mereka lebih menekankan edukasi, analisis pasar, dan informasi yang mendukung pengambilan keputusan investor.
Selain itu, investasi legit juga biasanya memiliki komunitas atau forum diskusi yang terbuka sehingga investor dapat saling bertukar informasi.
Hal ini membuat rasa percaya meningkat karena ada bukti nyata keterlibatan pihak berwenang dalam pengawasan.
Pentingnya Edukasi dan Kewaspadaan
Membedakan scam dan legit tidak cukup hanya melihat keuntungan yang ditawarkan, tetapi juga memerlukan pemahaman lebih luas tentang literasi keuangan.
Edukasi menjadi kunci agar masyarakat tidak mudah tergoda janji palsu dengan keuntungan cepat.
Investor pemula dianjurkan untuk mempelajari dasar-dasar investasi sebelum menaruh dana pada instrumen tertentu.
Selain itu, langkah pengecekan legalitas melalui situs resmi OJK atau lembaga keuangan lain harus menjadi kebiasaan.
Kesadaran kolektif ini penting karena kasus penipuan investasi tidak hanya merugikan individu, tetapi juga berpotensi merusak kepercayaan publik.
Dengan memahami perbedaan antara scam dan legit, masyarakat dapat berinvestasi dengan lebih aman dan terarah.
Pada akhirnya, investasi seharusnya menjadi sarana untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, bukan jalan pintas yang justru menjerumuskan.***