Portal Arti Kata – Review – Definisi dan Makna

Apa Itu Herd Mentality dan Ciri-Cirinya? Fenomena Psikologis yang Sering Tak Disadari

ciri Herd Mentality

Ngarti.comĀ – Fenomena herd mentality atau mentalitas kawanan menjadi salah satu perilaku sosial yang banyak terjadi di masyarakat tanpa disadari.

Dalam kehidupan sehari-hari, herd mentality bisa terlihat dalam keputusan sederhana hingga tindakan besar yang melibatkan banyak orang.

Fenomena ini kerap menjadi sorotan karena dapat membawa dampak positif maupun negatif, tergantung pada konteks yang melatarbelakanginya.

Pengertian Herd Mentality

Herd mentality adalah kecenderungan individu untuk mengikuti pola pikir, keputusan, atau perilaku kelompok tanpa melakukan pertimbangan secara rasional terlebih dahulu.

Istilah ini sering disebut juga sebagai mentalitas kawanan atau efek ikut-ikutan.

Dalam psikologi sosial, fenomena ini dijelaskan sebagai bentuk konformitas yang muncul ketika seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar agar merasa diterima.

Contoh Herd Mentality di Kehidupan Sehari-Hari

Herd mentality dapat ditemukan di banyak aspek kehidupan.

Salah satu contoh yang paling sering terjadi adalah tren belanja, ketika orang berbondong-bondong membeli sebuah produk hanya karena sedang populer.

Fenomena panic buying saat masa pandemi Covid-19 juga menjadi bukti nyata bagaimana herd mentality memengaruhi tindakan kolektif masyarakat.

Tidak hanya di bidang ekonomi, herd mentality juga kerap terlihat dalam dunia politik.

Ketika pemilu berlangsung, banyak pemilih yang ikut memilih kandidat tertentu karena pengaruh lingkungan sekitar, bukan karena pemahaman mendalam terhadap visi dan misi kandidat.

Faktor Penyebab Herd Mentality

Faktor Penyebab Herd Mentality

Ada beberapa faktor yang membuat seseorang mudah terjebak dalam herd mentality.

Pertama adalah rasa takut berbeda dengan kelompok, sehingga individu memilih untuk mengikuti arus meski tidak sepenuhnya setuju.

Kedua, adanya pengaruh sosial yang kuat dari figur tertentu atau mayoritas, membuat seseorang cenderung mengabaikan pemikiran kritisnya.

Selain itu, kebutuhan manusia untuk merasa aman dan diterima dalam sebuah kelompok juga menjadi pemicu utama herd mentality.

Ciri-Ciri Herd Mentality

Ada sejumlah ciri yang dapat membantu mengidentifikasi apakah seseorang sedang terjebak dalam herd mentality.

Ciri pertama adalah pengambilan keputusan yang dipengaruhi mayoritas, bukan berdasarkan analisis pribadi.

Ciri kedua, seseorang lebih cenderung mencari validasi dari kelompok daripada mempercayai intuisi atau penilaian sendiri.

Ciri ketiga, munculnya rasa takut atau khawatir ketika harus berbeda pendapat dengan orang banyak.

Ciri keempat, kecenderungan mengikuti tren atau kebiasaan meski belum tentu sesuai dengan kebutuhan pribadi.

Dampak Positif dan Negatif Herd Mentality

Meski sering dipandang negatif, herd mentality tidak selalu membawa dampak buruk.

Dalam beberapa situasi, mentalitas kawanan bisa memperkuat solidaritas sosial dan menumbuhkan rasa kebersamaan.

Misalnya, saat terjadi bencana alam, masyarakat bergerak bersama memberikan bantuan karena terinspirasi oleh tindakan orang lain.

Namun, di sisi lain, herd mentality juga bisa menimbulkan kerugian.

Keputusan yang diambil tanpa pertimbangan rasional berpotensi menyebabkan penyesalan, bahkan memicu masalah sosial.

Contohnya adalah fenomena hoaks yang cepat menyebar karena orang cenderung percaya dan membagikan informasi tanpa memverifikasi kebenarannya.

Cara Menghindari Herd Mentality

Untuk menghindari dampak negatif herd mentality, setiap individu perlu melatih kemampuan berpikir kritis.

Mengevaluasi informasi sebelum mengambil keputusan adalah langkah penting agar tidak terjebak dalam perilaku ikut-ikutan.

Selain itu, penting untuk berani memiliki pendirian meski berbeda dengan mayoritas, selama keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan rasional.

Membiasakan diri membaca dari berbagai sumber dan berdiskusi dengan perspektif yang beragam juga dapat membantu memperkaya sudut pandang.

Dengan cara ini, seseorang dapat tetap menjadi bagian dari kelompok tanpa harus kehilangan identitas dan prinsipnya.***